Anatomi Saraf Manusia
Pengertian Anatomi dan Fisiologi dan Kaitannya dengan Anatomi
Fisiologi Sistem Persyarafan
1. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Pengertian Anatomi
Anatomi adalah ilmu tentang letak, bentuk dan hubungan struktur
pada tubuh manusia. Tubuh manusia adalah struktur yang rumit. Hanya seorang
ahli lah yang benar-benar bisa memahami betul hal tersebut. Berkaitan dengan
anatomi fisiologi sistem persyarafan, bisa diartikan bahwa anatomi dalam hal
ini adalah ilmu yang mempelajari letak, bentuk dan hubungan pada sistem syaraf
manusia.
2. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Pengertian Fisiologi
Jika anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, letak, dan
struktur tubuh manusia, maka fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari
organ tubuh manusia. Dan kaitannya dengan anatomi fisiologi sistem persyarafan
adalah bagaimana kita mengetahui fungsi dari sistem syaraf yang kita miliki.
Mengenal Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan Lebih Lanjut
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda saat membaca atau
mendengar kata "saraf". Beberapa membayangkan otak, yang lainnya
mungkin menghubungkannya dengan istilah "gila". Hal tersebut
tentu saja tidak sepenuhnya benar mengingat kata 'saraf' dalam anatomi
fisiologi sistem persyarafan pada dasarnya adalah serat yang tersebar di
seluruh tubuh manusia dan beberapa golongan hewan.
Namun demikian, fungsi dari anatomi fisiologi sistem persyarafan
ini sangat signifikan bagi kelangsungan hidup manusia. Penyebabnya karena
serat-serat tersebut merupakan salah satu penyusun utama sistem syaraf makhluk
hidup. Tanpa sistem syaraf, manusia pasti tidak bisa merasakan berbagai
rangsangan dalam tubuh, seperti membaui sesuatu atau merasakan sesuatu.
Bagian-bagian dalam Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan
Anatomi fisiologi sistem persyarafan manusia secara garis besar
terdiri dari dua bagian, yaitu sistem syaraf pusat, yang terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang, dan sistem syaraf tepi atau perifer.
Otak terletak di bagian dalam tengkorak kepala, sedangkan
sumsum tulang belakang berlokasi di bagian dalam tulang belakang. Berbeda
dengan otak dan sumsum tulang belakang, sistem syaraf tepi terletak di
semua bagian tubuh. Melalui serabut-serabut syaraf, sistem syaraf
ini menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan bagian-bagian
tubuh lainnya. Gambaran tentang otak, sumsum tulang belakang dan syaraf tepi
adalah gambaran sekilas dari anatomi fisiologi sistem persyarafan.
1. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan dan Sistem Syaraf
a. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Otak
Membicarakan anatomi fisiologi sistem persyarafan pasti
tidak lepas dari pembicaraan mengenai otak. Singkatnya, otak adalah pusat dari
semua sistem syaraf yang ada dalam tubuh manusia. Melihat kehebatan fungsinya,
tidak terlalu berlebihan bila ada yang mengatakan bahwa otak merupakan
salah satu sistem paling canggih di jagad raya. Hal tersebut tentu saja
didukung oleh anatominya yang kompleks.
Secara garis besar, otak manusia dan hewan vertebrata
dibagi menjadi bagian serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil),
diensefalon, mesensefalon (otak tengah), pons Varolli, dan medula
oblongata. Kedua bentuk otak itu juga ikut dipelajari dalam anatomi fisiologi
sistem persyarafan.
Di dalam otak terdapat berbagai sistem syaraf yang juga ikut
dipelajari dalam anatomi fisiologi sistem persyarafan. Sistem syaraf tersebut
antara lain adalah serebrum dan serebelum.
Serebrum terletak di bagian depan-atas kepala manusia dan
dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu hemisfer kiri dan kanan. Bagian
pada serebrum ini mengatur aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
pengolahan rangsang indra-indra tubuh kecerdasan, ingatan (memori),
kesadaran, dan pembuatan keputusan.
Selain serebrum, otak memiliki bagian-bagian lain yang berukuran
lebih kecil. Berbeda dengan namanya, yaitu serebelum. Sebenarnya serebelum
atau otak kecil ini memiliki ukuran yang relatif besar dalam kepala
manusia, namun memang lebih kecil dari serebrum.
Bagian ini berfungsi dalam koordinasi pergerakan dan menerima
informasi data dari serebrum dan bagian-bagian tubuh yang berhubungan
dengan pergerakan. Serebrum dan serebelum adalah dua sistem syaraf yang juga
penting ketika mempelajari anatomi fisiologi sistem persyarafan. Berdasarkan
letaknya, serebelum terletak di bagian belakang-bawah serebrum.
Bagian selanjutnya yang juga penting dalam anatomi fisiologi
sistem persyarafan adalah diensefalon. Diensefalon terutama terdiri dari
talamus dan hipotalamus. Bagian ini berperan dalam pengaturan rangsangan
yang diterima tubuh, mengendalikan suhu tubuh, terlibat dalam pengaturan
lapar dan haus, dan lain sebagainya.
Selain diensefalon, mesensefalon juga memegang peranan penting
dalam sistem syaraf manusia. Mesensefalon terdiri dari tektum dan pedunkel
serebrum. Bagian ini terlibat dalam proses pendengaran, penglihatan, dan
pengaturan homeostasis tubuh.
Selanjutnya adalah pons varolli. Pons varolli atau jembatan varol
memiliki serabut-serabut syaraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, menghubungkan otak besar, dan sumsum tulang belakang.
Bagian terakhir dari otak yang juga penting dipelajari dalam
anatomi fisiologi sistem persyarafan adalah medula oblongata. Medula oblongata
berperan dalam penghantaran rangsang dari sumsum tulang belakang ke otak.
Bagian ini juga berperan dalam beberapa jenis gerakan reflek, detak
jantung, tekanan darah, dan kecepatan pernapasan.
b. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda
dengan otak. Bagian yang juga dikenal sebagai medula spinalis ini berperan
penting dalam menyampaikan rangsangan sensoris dan motorik baik dari tubuh
ke otak maupun sebaliknya. Bagian ini juga sangat vital
karena fungsi-fungsinya berkaitan erat dengan sistem dan kerja organ
tubuh, seperti pencernaan, peredaran darah, sistem imun, dan lain
sebagainya.
c. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Sistem Syaraf Tepi
Secara anatomi fisiologi sistem persyarafan manusia, seluruh
rangsang tubuh yang diterima dan respon yang diberikan oleh otak dan
sumsum tulang belakang disampaikan ke tubuh oleh sistem syaraf tepi.
Sistem ini dibagi menjadi sistem syaraf sadar dan otonom.
Sistem syaraf sadar mengatur kerja yang dilakukan secara
sadar, misalkan gerakan otot, sedangkan sistem syaraf otonom mengatur
kerja organ tubuh yang tidak dikendalikan secara sadar, seperti
detak jantung dan pencernaan. Sistem syaraf dalam tubuh manusia ini juga
hal yang sangat penting dalam anatomi fisiologi sistem persyarafan.
Sistem syaraf otonom manusia dibagi menjadi simpatik dan
parasimpatik. Kedua sistem saraf ini bekerja secara antagonis atau
berlawanan. Contoh dari kedua sistem ini adalah pembesaran pupil oleh
sistem saraf simpatik dan pengecilannya oleh parasimpatik. Kecepatan denyut
jantung juga dipengaruhi oleh kerja kedua sistem saraf ini. Ditinjau dari
perspektif selulernya, sistem saraf disusun oleh tiga jenis sel, yaitu
sel syaraf (neuron), sel glia (sel penyokong), dan sel Schwann. Hal-hal
reaksional dalam tubuh manusia yang sebagian besar memang disebabkan oleh
sistem syaraf tersebut juga ikut dipelajari dalam anatomi fisiologi sistem
persyarafan manusia.
d. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan - Sel-sel Saraf
Neuron memiliki kemampuan dalam menerima dan menyampaikan
rangsangan. Jenis sel ini memiliki tiga bagian, yaitu badan sel, dendrit
(juluran pendek), dan akson (juluran panjang). Neuron lain memberikan rangsang
yang diterima oleh dendrit di suatu neuron. Bila rangsangannya cukup kuat
(mencapai suatu nilai ambang batas), rangsang akan diteruskan ke akson,
yang kemudian meneruskannya ke neuron-neuron lainnya.
Neuron tidak dapat beregenerasi atau memperbanyak diri,
sehingga tidak dapat tergantikan apabila mati. Neuron di otak dan sumsum
tulang belakang dilindungi, disokong, dan diisolasi oleh sel glia. Pada
sistem syaraf tepi, fungsi tersebut dijalankan oleh sel Schwann.
Proses-proses yang rumit dalam sistem syaraf manusia tersebut benar-benar
dijadikan bahan penelitian ketika mempelajari anatomi fisiologi sistem
persyarafan.